Friday 12 April 2013

Tak Pantas Aku Untukmu.....#3

Perasaan ini mulai berubah ketika seseorang berkerudung merah muda besar memasuki ruangan tempatku pretes pagi ini, tak lain adalah aisyah.

Di pagi yang dingin ini rasanya begitu panas sehingga tubuhku basah oleh keringat yang bercucuran dari pori pori kulitku. Perasaan itu selalu muncul ketika dia hadir di hadapanku, hal yang semakin membuatku keringatku bercucuran adalah ketika dia berbicara atau bertanya sesuatu kepadaku kepadaku.

Pagi ini karena dia datang agak belakangan maka dia mendapat tempat di paling ujung depan bagian kanan, sedangkan aku duduk di seberang kiri dari deretan kursinya agak kebelakang. Dan sesekali karena memang secara tidak langsung dia berada di depanku maka akupun dengan mudah melihat dirinya yang sedang berdiskusi dengan teman dekatnya yang aku belum begitu tahu siapa nama temannya itu karena memang aku agak jarang komunikasi dengan anak perempuan di kelasku. Selama beberapa waktu yang telah ku habiskan di kampus kedokteran ini aku banyak ngobrol, nongkrong dan kenal bersama anak anak putra.

Tak berselang lama,
Pengawas pretes biokim, yakni asisten laboratorium biokimia memasuki ruangan tempat kami akan melaksanakan pretes. Seperti biasanya asisten langsung mengkondisikan ruangan dan mahasiswa untuk melaksanakan pretes.

"Ayo adek-adek silahkan dipersiapkan alat tulisnya kemudian semua buku dimasukkan kedalam tas masing-masing karena pretes akan segera dimulai" Perintah mas Agung.

Tak perlu banyak bicara ataupun komentar akupun langsung memasukkan semua buku yang tadinya kupelajari serta mempersiapkan semua alat tulis yang ku perlukan.

"Aduh...., pensilku patah ternyata." kataku pada Henda.
"Kamu punya rautan ga?" tanyaku pada Henda.
"Wah.., gak punya tu." jawab Henda.
"Kamu punya rautan ga Rak?" tanyaku pada Raka.

Akupun akhirnya tengok kanan kiri kelabakan menanyakan rautan pada teman teman putraku.Tak satupun teman putraku ada yang membawa rautan, ternyata memang benar jika anak putra paling males jika disuruh bawa alat lengkap begitu juga aku. Karena aku begitu bingung karena tes segera akan dimulai maka keringatku kembali tak dapat ku bendung.

"Coba kamu tanya Rani." Perintah Agya sambil menunjuk anak perempuan yang ada disamping Aisyah yang tadinya aku tidak tahu namanya.

Segera setelah aku diberitahu agya, meskipun aku tidak biasa bicara dengan temen teman perempuan di kelasku kuberanikan diriku untuk meminjam rautan kepada Rani.

"Ran, maaf apa kamu punya rautan?" tanyaku.
"Ya aku punya, apa kamu mau pinjam?" Dia balik tanya.
"Iya, aku mau pinjam, soalnya tadi pensilku patah padahal tadi malam sudah kupersiapkan beberapa tapi yang terbawa malahan cuma satu dan yang patah pula." jelasku.

Segera setelah itu, Rani langsung mencarikan rautan yang kubutuhkan di dalam kotak pensilnya yang ada didalam tas.

"Waduh.., maaf Adi rautanku ternyata juga tertinggal." kata Rani.
"Waduh........terus aku harus pinjam siapa ya?" Semakin bingung.
"Aku punya, kamu mau pinjam?" tanya Aisyah padaku.

Seketika itu rasanya tubuhku seperti membeku sejenak ketika Aisyah menawarkan pinjaman rautan. Karena aku agak terkejut akupun menjawab tawarannya dengan agak tergagab gagab.

"Iya..I..ya boleh" jawabku gagab.
"Ini kamu bawa dulu saja soalnya aku sudah persiapan pensil 2, sedangkan kamu cuma bawa pensil satu takutnya nanti patah lagi waktu tes" kata Aisyah.
"Iya terima kasih" jawabku.
"Sama sama" jawab Aisyah dengan selalu menundukkan pandangannya sejak awal dia menawarkan rautan.

Tak perlu berfikir panjang akupun langsung mempersiapkan diri setelah semua alat tulisku siap.

Setelah itu tak berselang waktu banyak asisten langsung membagikan paket soal untuk pretes pagi ini.

Bersambung.....

No comments:

Post a Comment